Kamis, 10 Januari 2019

sistem infomasi keperawatan


UJIAN AKHIR SEMESTER
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

1.    Pemanfaatan media sebagai sumber informasi memiliki kelebihan dan kekurangan, coba jelaskan dampak positif dan negatif dari media tersebut!
Jawaban :
a.       Kelebihan atau dampak positif
1.      Media sebagai sumber informasi membantu untuk menyampaikan suatu informasi kepada keluarga, teman , dan masyarakat.
2.      Media sebagai sarana komunikasi dengan banyak orang dengan mudah dan tidak di batasi oleh waktu.
3.      Media membantu dalam proses pembelajaran dengan cara mudah dan cepat.
4.      Media juga bisa digunakan sebagai tempat transaksi atau jual beli online yang dapat di informasikan dan di lihat oleh semua orang.
b.      Kekurangan atau dampak negatif
1.      Media sebagai sumber informasi bisa di salah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab .
2.      Media juga bisa membuat kita menjadi malas dalam proses pembelajaran dengan malas membaca buku pendidikan.
3.      Media sumber informasi banyak di manfaatkan hanya untuk hiburan dan banyak waktu yang terbuang sia-sia.

2.   Pada saat anda belajar tentang Literatur Searching Strategy, menurut anda apa manfaat bagi perkembangan sistem informasi keperawatan!
Jawaban :
Literatur seraching strategy adalah suatu informasi atau kumpulan informasi yang berupa jurnal, artikel, atau hasil penelitian yang sudah terbukti. Banyak manfaat bagi perkembangan sistem informasi keperawatan yang digunakan untuk untuk membuat karya ilmiah keperawatan sebagai suatu sumber. Sumber informasi dari suatu sistem bermanfaat juga dengan pembuktian dari budaya yang ada di masyarakat, suapay kita tahu apakah yang dilakukan oleh masyarakat tersebut benar atau salah, kita bisa melihat dari literatur dengan melihat apakah sudah ada penelitian dan hasil yang sudah membuktikan bahwa yang dilakukan masyarakat itu benar atau salah. Manfaat selanjutnya bisa digunakan sebagai gambaran atau hal-hal yang belum diketahui dari suatu kasus yang di jadikan literatur ini sebagai bahan atau sumber untuk membuat suatu penelitian yang baru. 

   3. Setelah anda melakukan dinas di rumah sakit umum selama 2minggu , apakah sitem informasi manajemen rumah sakit dapat di aplikasikan di lahan praktik tersebut? Jelaskan!
Jawaban :
Sitem informasi manajemen rumah sakit sudah dapat diaplikasikan dan sistemini sangat memudahkan perawat atau tim medis lainnya dalam suatu pengumpulan data dan penyajian data tentang pasien atau tentang rumah sakit itu sendiri. Kalau kita pergi kerumah sakit langsung saja tanyakan ke tempat informasi atau bisa ke tempat administrasi untuk menanyakan nama pasien dan sitem ini akan langsung muncul nama pasien yang diinginkan beserta ruangan yang ditempati oleh pasien tersebut. Maka kita tidak harus pergi dan menanyakan nama pasien dari ruangan ke ruangan lain. Dalam sistem ini sudah otomatis dari pengumpulan data pasien, diagnosa, obat-obatan, beserta makanan yang harus dimakan oleh pasien, dengan cara menulis nama pasien dan nomor rekam mediknya akan langsung muncul data-data pasien tersebut, tanpa harus membawa ontang-anting kemana-mana. Tetapi tidak semua rumah sakit tidak menggunakan membawa ontang anting pasti selalu ada dan masih berlaku di rumah sakit tersebut. Dan sistem ini juga membantu pasien dalam menyelesaikan administrasi dengan cepat dan mudah begitu juga dalam pelayanan secara medis atau keperawatan.

    4.  Telenursing menjadi isu yang terus berkembang sampai saat ini. Jika peraturan pemerintahan sudah tertib, apakah anda setuju dengan telenursing sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat di kanupaten garut?  Berikan alasannya!
Jawaban :
Setuju dengan adanya telenursing sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan status kesehatan, karena telenursing adalah pelayanan asuhan keperawatan dengan jarak jauh dan upaya penggunaannya menggunakan teknologi untuk melakukan sebuah pelayanan keperawatan kepada masyarakat. Telenursing juga memudahkan masyarakat yang akan ingin berkonsultasi tanpa harus pergi langsung langsung ke rumah sakit dan kita sebagai perawat melayani pasien tanpa harus kontak mata langsung tetapi bisa melalui sebuah teknologi yang disebut telenursing. Dengan menggunakan telenursing masyarakat bisa melakukan perawatan keparawatan kepada pasien atau keluarga yang sakit secara mandiri tanpa harus pergi ke pelayanan kesehatan dengan tetap mgekitu instuksi dari perawat, apalagi pada pasien yang menderita penyakit kronis yang harus segera ditangani tanpa menggu lama di perjalanan dan mengambil nomor antrian begitu juga dengan biaya yang dikeluarkan tidak begitu banyak. Jadi dengan telenursing dengan mudah bisa dilakukan oleh masyarakat untuk tetap berkonsultasi tanpa adanya hambatan keterlambatan.

   5.    Jika anda sebagai seorang perawat yang ahli dalam membuat program/aplikasi sistem informasi apa yang akan anda lakukan untuk kemajuan sistem informasi keperawatan di indonesia !
Jawaban :
Program atau aplikasi sistem informasi dalam melakukan untuk kemajuan di sitem keperawatan yaitu dengan membuat aplikasi pendaftaran beserta nomor antriannya secara online tudak harus menunggu lama di rumah sakit tersebut kalo sudah tahu nomor antrian dan jam yang telah terdaftar dari aplikasi ini dan secara atomatis akan ada data pasien di rumah sakit tersebut. Kemudian membuat program homecare juga dimana pasien ingin melakukan pearawatn di rumahnya, di aplikasi ini sudah dirancang tindakan-tindakan dan harga yang akan dilakukan. Pasien tidak usah mencari perawat yang akan melakukan homecare kesana-sini di dalam aplikasi ini sudah ada nama perawat tidak hanya satu tetapi banyak dan pasien bisa memilih perawat mana yang akan melakukan perawatan kepada pasien. Lalu membuat program pendokumentasian asuhan keperawatn secara online tidak menggunakan lagi secara manual, suapay lebih mudah dan cepat dilakukan oleh perawat dan akan meningkatkan program perencanaan secara akurat dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada pasien. 

Jumat, 07 Desember 2018

Penelitian EBP


Pengaruh Mengkonsumsi Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang sudah menjadi masalah dunia dengan banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah naik. Seiiring dengan gaya hidup yang tidak sehat tingginya angka hipertensi juga dipengaruhi pleh kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas, pola makan tidak sehat obesitas dan stres. Banyak masyrarakat yang terkena hipertensi terutama pada lansia dengan tekanan darah yang tinggi. Budaya masyarakat dulu yang tidak mengenal kesehatan dan memilih pengobatan dengan alternatif tradisiopnal sampai sekarang masih digunakan oleh masyarakat dengan cara mengkonsumsi jus mentimun setiap hari dari pada harus memilih pergi ke tempat pelayanan kesehatan setempat untuk mendapatkan pemngobatan medis. Masyarakat pun percaya bahwa dengan mengkonsumsi jus mentimun dapat menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Setelah di analisa memang benar masyarakat yang memilih untuk menurunkan hipertensi dengan mengkomsumsi jus mentimun setiap hari sampai dengan tekanan darahnya normal kembali. Memamg sudah ada penelitian tentang pengaruh jus mentimun terhadap pasien hipertensi yang dapat menurunkan tekanan darah dengan metode dan hasil yang sudak terbukti dan diteliti secara sistematis, bahwa mentimun sangat bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah karena kandungan kalsium, magnesium, kalium, dan fosfornya yang tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Efeftivitas Konsumsi Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi” dari Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012. Yang diteliti oleh Dendy Kharisna, Wan Nisfha Dewi, Widia Lestari. Dari Dosen Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru dan Dosen PSIK Universitas Riau.
Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya penurunan tekanan darah yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan hasil uji statistik P Value <0,05 , bahwa mengkonsumsi jus mentimun efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Kamis, 15 November 2018

TELENURSING


TELENURSING
1.   PENGERTIAN
Telenursing (pelayanan asuhan kperawatan jarak jauh) adalah upaya peggunaan teknologi untuk melakukan pelyanan keperawatan.
2. DESKRIPSI DARI GAMBAR
a   A. KASUS PADA GAMBAR
Ada seorang pasien bernama Ny. R yang menggunakan cara telenursing menghuungi seorang perawat.Ny. R ini mengeluh nyeri perut bagian kiri atas sudah berbulan-bulan. Penah diperiksa ke dokter dengan diagnosa gastritis kronis sebelumnya. Sakit dirasakan oleh pasien setelah beraktivitas berat dan selalu telat makan.
b   B.  PEMBAHASAN DARI GAMBAR/KASUS
Perawat memberikan penjelasan tentang Ny. R dengan keluhan nyeri perut bagian kiri atas dengan diagnose medis gastritis kronis. Perawat memberikan penjelasan agar pasien tidak banyak aktivitas yang berat, boleh beraktivitas tapi jangan terlalu berat harus ada batasan supaya sakit dari penyakit yang diderita tidak terlalu parah, harus banyak istirahat dan bila duduk di anjurkan untuk posisi semi powler (posisi setengah duduk ). Perawat juga menganjurkan Ny.R untuk makan teratur, supaya tidak mual dianjuran makan sedikit tapi sering ,makan-makanan yang lembek tidak keras supaya bias dicerna oleh lambung. Perawat menanyakan skala nyeri dari rentan 1-5 jika nyeri 1 yaitu sangan ringan, jika 2 ringan, jika 3 sedang , jika 4 berat, dan kalo 5 sangat berat. Pasien menjawab skala nyerinya berada di angka 3 berarti rasa sakit yangdirasakan sekarang yaitu sedang. Perawat meganjurkan pasie aau memberitahu supaya di kompes dengan air hangat/panas, lalu memberikan penjelasan distraksi dan relaksasi  supaya pasien bias mengalihkan rasa sakit dengan cara tarik nafas dalam. Pasien dianjurkan untuk minu obt sesuai resep yang teah di berikan dokter sebelumnya . setelah diberikan pelayanan keperawatan dengan cara telenursing antara  perawat dan pasien, akhirnya pasien mengerti dngan penjelasan yang dibrikan oleh perawat dan melakukan tindakan yang telah di anjurkan.
3  C.  KESIMPULAN
Penggunaan teknologi telenursing dengan cara video conference memudahkan pasien untuk berkonsultasi tentang penyakit yang yang di deritanya, bias menghematwaktu juga antara perawat dan pasien. 






Rabu, 07 November 2018

Resume jurnal gastritis

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA GASTRITIS
Artikel Pertama
Judul Jurnal : HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN GASTRITIS PADA REMAJA
Judul : POLA MAKAN REMAJA TIDAK TERATUR
Volume : 18 NOMER 1 FEBRUARI 2018
Tahun : 2018
Penulis Jurnal : IWAN SHALAHUDIN, UDIN ROSIDIN
Penerbit Jurnal : JURNAL KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
Email : shalahudin.iwan@gmail.com
Publisher : FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN KAMPUS GARUT
Artikel Kedua
Judul Jurnal : HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA GASTRITIS PADA PASIEN YANG DI RAWAT
Judul : PASIEN YANG DIRAWAT KARENA GASTRITIS
Volume : 12 NOMER 4 NOVEMBER 2018
Tahun : 2018
Penulis Jurnal : EMILIANA NAGE, MUJAHID, MUZAKKIR
Penerbit Jurnal : JURNAL ILMIAH KESEHATAN DIAGNOSIS
Email : emlyn.nage@yahoo.com
Publisher : STIKES NANI HASANUDDIN MAKASAR, UNIVERSITAS FAJAR

PENDAHULUAN
Semakin modernnya zaman, semakin banyak penyakit karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan nyeri pada daerah perut. Penyaklit ini tidak menular tetapi biasanya bakteri H.Pylori masuk kedalam tubuh melalui makanan yang di cerna oleh tubuh. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah lambung yang banyak dijumpai di klinil/ ruangan penyakit. Penyakit ini menyarang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan kecanduan merokok. Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan asam lambung seperti : asinan, cuka, sambal, merokok, dan minuman alkohol. Gastritis dapat bersifat akut dan kronis. Gastritis akut yang datang mendadak dalam beberapa jam atau hari, yang disebabkan karena pola makan yang kurang baik dalam frekuensi/ waktu yang tidak teratur. Sedangkan gastritis kronis yang bersifat berbulan-bulan dan bertahun-tahun.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan ialah design analisis dimana penelitian diarahkan secara objektif dan sistematis untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan dalam suatu komunitas melalui pendekatan cross sectional, metode ini adalah kemudahan dalam melakukan penelitian menggunakan proportional sampling (sampling berimbang) yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan bila populasi anggotanya tidak homogen dan berstata secara acak. Populasi dalam semua pasien gastritis yang dirawat dengan sampel yang dipilih berdasarkan ketersediaan dengan metode yang di atas di lihat dari kriteria sampel, pengumpulan data, dan analisa data.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Soetjiningsih(2010), usia adalah salah satu faktor resiko terjadinya gastritis terutama pada masa remaja. Pola makan yang mampu memicu timbulnya gastritis disebabkan oleh kebiasaan tidak sarapan pagi, pola makan yang tidak teratur, dan diet yang tidak sehat. Hasil penelitian tentang karakteristik jenis kelamin responden didapatkan data paling banyak yaitu perempuan dibandingkan laki-laki, karena perempuan takut merasa gemuk dan menjalankan diet yang tidak sehat. Menurut Hudha (2006) pola makan seseorang dalam konsumsi pangan setiap hari meliputi frekuensi makan, porsi makan, dan jenis makan yang berdasrkan faktor sosial dan budaya. Hubungan antara frekuensi makan, jenis makan, dan sikap responden dengan status gizi balita yang terjadinya gastitis. 

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan remaja perempuanlebih banyak mengalami penyakit gastritis dibanding laki-laki, karena mereka mempunyai pola makan yang buruk. Maka diperlukan bimbingan dibidang kesehatan seprti pendidikan kesehatan yang dilakukan agar tidak menimbulkan lebih banyak lagi penderita gastitis.

SUMBER
http://ejurnal.stikes-bth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/view/303
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/795

Kamis, 01 November 2018

TANDA-TANDA VITAL
*Pengertian TTV
Pemeriksaan tanda – tanda vital adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap tanda vital seseorang yang bertujuan untuk mendeteksi gangguan, kelainan atau perubahan pada sistem penunjang kehidupan. Pemeriksaan tanda – tanda vital (TTV) merupakan metode pengukuran atau pemeriksaan fungsi tubuh yang paling dasar yang dapat dilakukan untuk mengetahui tanda klinis yang memiliki manfaat dalam menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan perencanaan terapi medis yang tepat.
*Factor yang mempengaruhi TTV
1. Umur
2. Sex ( jenis kelamin)
3. Berat badan
4. Aktivitas
5. Kondisi (sehat & sakit)
* Pengukuran TTV dilakukan saat :
1. Sesuai permintaan, untuk melengkapi data dasar pengkajian
2. Sekali sehari ( klien stabil
3. Setiap 4 jam ( 1 /> TTV abnormal
4. Setiap 5 – 15mnt ( klien tidak stabil atau resiko perubahan fisiologi secara cepat post op
5. Ketika kondisi klien tampak berubah
6. Setiap menit atau lebih sering, bila ada perubahan signifikan dari hasil pengukuran sebelumnya
7. Ketika klien merasa tidak seperti biasa
8. Sebelum,selama dan setelah transfusi
9. Sebelum pemberian obat ( efek perubahan TTV
* Komponen TTV
1. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan pemompaan darah oleh jantung untuk mendorong darah di dalam arteri (pembuluh darah) hingga ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah yang biasa disebut spignomanometer dan stetoskop.
Ukuran tekanan darah ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Sistolik per Diastolik. Tekanan Sistolik menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh, sedangkan tekanan Diatolik menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung bersitirahat untuk mengisi darah dari seluruh bagian tubuh.
Tekanan darah normal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aktivitas fisik, diet dan usia.

>Nilai normal TTV
-Bayi :70-90/50 mmHg
-Anak :80-100/60 mmHg
-Remaja :90-110/66 mmHg
-Dewasa Muda :110-125/60-70 mmHg
-Dewasa Tua : 130-150/80-90 mmHg
>Istilah Tekanan darah
-Hipertensi (tekanan darah tinggi) : tekanan sistolik konsisten 160 atau lebih, atau diastolik 100 atau lebih
-Hipotensi (tekanan darah rendah) : tekanan sistolik lebih rendah dari 90, atau tekanan 25 mmHg lebih rendah dari biasanya.
2. Suhu
Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas, dan diukur dalam unit panas yang disebut derajat. Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan alat ukur shu yang disebut dengan Termometer. Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus.

>Ada 2 macam suhu tubuh :
a. Suhu inti ( jaringan dalam tubuh: rongga abdomen dan rongga pelvic ( Relatif konstan
b. Suhu permukaan ( suhu kulit, SC, dan lemak SC ( naik dan turun merespon thd lingkungan
> Factor yang mempengaruhi suhu tubuh:
a. BMR : jumlah energi yang digunakan tubuh untuk melakukan aktivitas utama seperti bernafas
b. AKTIVITAS OTOT: termasuk menggigil, meningkatkan metabolisme rate
c. TYROXINE OUTPUT: meningkatnya output tyroxine akan meningkatkan metabolisme sel seluruh tubuh
d. Stimulasi/respon Epineprin, norephinephrine, simpatis. Hormon ini dengan seketika meningkatkan metbolisme sel dibeberapa jaringan tubuh
e. Fever, meningkatkan jumlah metabolisme tubuh
>Mekanisme kehilangan panas
a. Radiasi : perpindahan panas dari permukaan objek tanpa adanya kontak mata antara kedua objek. Contoh: inkibator
b. Konduksi : perpindahan panas ke objek lain melalui kontak langsung. Contoh: sentuhan kulit dengan media panas
c. Evaporasi (penguapan) : perubahan cairan-uap seperti cairan dalam tubuh keringat menguap dari kulit.
d. Konveksi : penyebaran panas pleh karena prgerakan udara dengan kepadatan yang tidak sama. Contoh: manusia yang berada dekat/ bawah kipas angin.

>Pengukuran suhu tubuh
-Normal : 36.5-37.4 0 c
-Suhu permukaan : 36.8-37,4 0c (96,6-99,3 0 f)
-Suhu inti : 36,4-38 0c (97,5-100,4 0 F)
-Fever (demam) : suhu tubuh > 37,4°C
-Hiperthermi : suhu tubuh > 40,6°C
-Hipotermi : <36.4 0 c
>Tempat pengukuran suhu tubuh
a. Oral
Thermometer diletakan di bawah lidah yaitu sublingual artery dengan suhu 0,5-0,8 o c dibawah suhu inti. Kontra indikasi: Klien tidak kooperatif,Bayi atau toodler,Tidak sadar,Dalam keadaan menggigil,orang yang biasa bernafas dengan mulut,Pembedahan pada mulut,Pasien tidak bisa menutup mulut.

b. Rektal
Thermometer dimasukan kedalam rektal ± 5cm dengan suhu berbeda 0,01 0c dengan suhu inti.kontra indikasi: Diare,Pembedahan rektal,Clotting disorders,Hemorrhoids.





C. Aksila
Hasil pengukuran 0,6°C lebih rendah dibandingkan suhu oral . Kontraindikasi:Pasien kurus,Inflamasi Lokal daerah aksila,Tidak sadar, shock,Konstriksi pembuluh darah perifer.

d. Telinga
suhu ditelinga pada membran timpani paling mendekati suhu inti tubuh. Membran tympani hanya berjarak 3,8 cm dari hipotalamus. Darah pada arteri karotis internadan eksterna, adalah pembuluh darah yang menyuplai hipotalamus dan membran tympani.


3. Pemeriksaan Nadi
-Nadi adalah sensasi denyutan seperti gelombang yang dapat dirasakan/ dipalpasi di arteri perifer, terjadi karena gerakan atau aliran darah ketika konstraksi jantung.
-Cardiac output; adalah volume darah yang dipompakan kedalam arteri oleh jantung .
-Nadi Perifer; nadi yang berada jauh dari jantung, ex: kaki, radialis, leher.
-Nadi apical; nadi central, lokasinya di apex jantung.
>Pola Nadi
-Bradikardia: frekuensi nadi lambat
-Takikardia: frek. Nadi meningkat, dalam keadaan tidak pada ketakutan, menangis, peningkatan aktifitas
-Sinus aritmia: frek.nadi meningkat selama inspirasi dan menurun selama ekspirasi
-Pulsus alternans: denyut nadi yang silih berganti kuat-lemah
-Pulsus paradoksus: kekuatan nadi menurun dengan inspirasi
-Pulsus corrigan: denyut nadi kuat dan berdetak-detak .
>Factor yang mempengaruhi nadi
-Usia
-Jenis kelamin
-Bentuk tubuh
-Aktivitas
-Stress dan emosi
-Suhu tubuh
-Volume darah
-Obat-obatan.
>Perhitungan Nadi normal
-Bbl :120-160 x/mnt
-1-12 bulan :80-140x/mnt
-1-2 tahun :80-130x/mnt
-3-6 tahun :75-120x/mnt
-7-12 thun :75-100x/mnt
-Remaja :60-100x/mnt
-Dewasa :60-100x/mnt
>Irama nadi
-REGULER; pola dan jarak waktu denyutan pada tiap denyutan teraba sama/teratur      ( NORMAL
-IRREGULER (arrhythmia/dysrhythmia); pola dan jarak waktu denyutan pada tiap denyutan teraba tidak sama/tidak teratur
>Tempat pengukuran nadi
1. Temporal
2. Carotid
3. Apical
4. Brachial
5. Radialis
6. Femoral
7. Popliteal
8. Posterior tibial
9. Pedal/dorsalis pedis


4. Pemeriksaan Respirasi
Respirasi adalah jumlah frekuensi pernafan seseorang selama satu menit,Frekuensi pernafasan dihitung  setiap satu gerakan inhalasi dan ekshalasi. Pusat saluran pernapasan yaitu di medulla oblongata.
>Nilai normal
-Bayi                : 30-40 x/mnt
-Anak              : 20-30 x/mnt
-Dewasa          : 16-20 x/mnt
-Lansia            : 14-16 x/mnt
>Respirasi abnormal
-Bradipnea : nafas lambat
-Tachypnea : nafas cepat
-Apnea        : henti nafas
>Istilah suara nafas
-Stidor : suara nafas seperti suara ngorok , ada sumbatan di laring.
-Stertor : suara nafas lebih rendah.
-Whezze : suara nafas lebih nyaring ada sumbatan di saluran bawah. Ex: ngik-ngik
-Hemoptysis : batuk darah
-Productive cough : batuk berdahak
-Nonproductive cough : betuk kering.

sistem infomasi keperawatan

UJIAN AKHIR SEMESTER SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN 1.    Pemanfaatan media sebagai sumber informasi memiliki kelebihan dan kekurang...